Jumat, 19 Februari 2010

Kerja Sel Darah Putih

Sistim khusus untuk melawan berbagai agen toksik dan infeksi, ada 3 macam:
1. Sel darah putih
2. System makrofag jaringan
3. Jaringan limfoid
Fungsinya yaitu:
- untuk menghancurkan agen penyerang dengan Fagositosis
- membentuk antibody
jenis sel darah putih ada 6:
1. Neutrofil Polimorfonuklear (62 %)
2. Eosinofil Polimorfonuklear (2,3 %)
3. Basofil Polimorfonuklear (0,4%)
4. Monosit (5,3%)
5. Limfosit (30%)

Pembentukan Leukosit
- Sel Polimorfonuklear & Monosit dibentuk hanya di sumsum tulang
- Limfosit & sel plasma dihasilkan dalam berbagai organ limfogen, termasuk kelenjar limfe, limpa, tymus, tonsil, dan berbagai sisa limpoid yang terletak dalam usus dan tempat lain
- Beberapa sel darah putih yang di bentuk di dalam sumsum tulang akan tetap disimpan dalam sumsum tulang sampai mereka dibutuhkan dalam system sirkulasi

Limfosit (Sel Pembunuh Alami)
Sel pembunuh alami adalah limfosit, sebuah jenis pada sel darah putih. Sel pembunuh alami disebut pembunuh ‘alami’ karena mereka siap untuk membunuh segera sebagaimana mereka dibentuk. Sel pembunuh alami menempel pada sel asing dan melepaskan enzim dan bahan-bahan lain yang merusak selaput bagian luar pada sel asing. Sel pembunuh alami membunuh mikroorganisme tertentu, sel kanker, dan sel yang terinfeksi oleh virus. Dengan demikian, sel pembunuh alami seringkali adalah garis pertama pertahanan tubuh melawan infeksi virus. Juga, sel pembunuh alami menghasilkan sitokinases yang mengatur beberapa fungsi limfosit T, limfosit B, dan makrofags.

Sifat nukleofil dan monosit dan eosinofil(krg aktf)
- Fungsinya menyerang dan menghancurkan bakteri, virus, dan agen penimbul cidera lain
- Neutrofil merupakan sel matang yang dapat menyerang dan merusak bakteri dan virus, bahkan yang ada dalam darah yang bersirkulasi
- Monosit yang belum matang sanggup untuk melawan agen infeksi, tapi setelah mereka masuk jaringan mereka mulai membengkak. Diameternya meningkat 5 kali lipat hingga sebesar 80 mikron dan dapat dilihat dengan mata telanjang. Kemudian sel ini disebut “Makrofag” yaitu monosit yang sudah matang.

Diapedesis
Neutrofil dan monosit dapat ditekan melalui pori pori pembuluh darah dengan proses diapedesis, yaitu walaupun pori jauh lebih kecil daripada ukuran sel, sebagian kecil sel meneroobos pori. Bagian sel yang sementara mengecil sampai seukuran pori.
Gerak amboid
Neutrofil dan makrofag bergerak melalui jaringan dengan amuboid, yaittu dengan menggerakkan pseupodium / menonjol dan menjulur ke depan. Sedangkan bagian belakangnya bergerak mengikuto arah tonjolan tadi. Gerakan ini dapat menempuh 40 mikron per menit, minimal 3 kali dari panjangnya / menit.
Kemotoksis
Zat kimia dalam jaringan sering menyebabkan neutrofil dan makrofag bergerak mendekati sumber zat kimia. Fenomena ini dikenal dengan sebutan kemotoksis. Bila jaringan meradang, termasuk a. toksin bakteri b. produk degenerative yang meradang itu sendiri c. senyawa lainnya
Fagositosis
Fungsi neutrofil dan makrofag yang paling penting adalag fagositosis. Dalam proses fagositosis harus memilih zat yang akan di fagosit, karena bila tidak struktur tubuh dan sel normal akan ikut dimakan

Proses fagositosis terjadi akibat 3 keadaan:
1. Bila permukaan partikel kasar memungkinkan adanya fagositosis
2. Sebagian besar zat alamiah tubuh bermuatan permukaan elektronegatif, dan fagosit jg memunyai muatan elektronegatif, dan jaringan mati – partikel asing sering bermuatan elektropositif. Oleh karenanya hanya jaringan mati dan partikel asinglah yang akan di fagositosis
3. Fungsi system imun (limfosit) akan mengembangkan antibody terhadap agen infeksi seperti bakteri, kemudian antibody melekat pada membrane bakteri sehingga bakteri rentan terhadap fagositosis. Dalam hal ini antibody dinamai suatu “opsonin”.
Pencernaan anzimatik partikel yang difagosit
Bila partikel asing telah difagosit, lisosom segera melekatkan diri pada vasikel fagositik dan membrane mereka saling menyatu, dan kemudian dikeluarkan banyak enzim asam pencernaan lisosom ke dalam vasikel. Jadi vasikel fagositik sekarang menjadi vasikel digestif, dan pencernaan partikel yang difagosit segera dimulai.

Peradangan
- Histamin (oleh basofil), bradikinin, serotonin meningkat, aliran darah local meningkat, permeabilitas kapiler, vena, venula meningkat
- Cairan & protein termasuk fibrinogen bocor masuk ke jaringan,
terjadi edema ekstrasel local
- Cairan ekstrasel dan limfe membeku karena koagulasi eksudat jaringan akibat fibrinogen yang bocor
- Terjadi walling off oleh bekuan fibrinogen sehingga cairan tidak bias mengalir, akhirnya bakteri dan toksin tidak bias menyebar.

1 komentar:

  1. mantab,,
    btw pembentukan darah putih ama darah merah sama g si?!

    BalasHapus